Senin, 27 Februari 2012

Detik-Detik Menjelang Wisuda

Bogor, 27 Februari 2012 (sekret salaki)

Entah kenapa beberapa hari ini perasaanku menjadi takut, takut hari penganugerahan gelar sarjana itu akan segera berlalu. Ya, beberapa hari yang lalu aku sangat gembira karena hari H wisuda akan segera tiba, namun menjelang sehari sebelum wisuda ini aku menjadi takut akan segera kehilangan perasaan senang itu. Karen setelah hari wisuda berakhir, apa lagi yang akan aku tunggu?

Tidak akan ada lagi rasa deg-deg an, penasaran, membayangkan kebaya, dsb. Setelah hari itu terlewati, smuanya akan kembali ke dalam rutinitas yang membosankan. Masuk kantor jam 8 pagi, gabut, baca buku, ngenet, asisten praktikum, pulang jam 5, begitu seterusnya hingga nanti aku mendapatkan kesempatan melanjutkan sekolah S2. But when will it be true?

Sesungguhnya aku merasa bosan, dan sudah tidak sabar menemukan tantangan baru di luar sana.. yah, tapi, saku masih terkurung disini. Penghargaan-penghargaan pra wisuda kemarin sempat menjadi penghibur yang cukuup berarti, namun yang aku inginkan saat ini adalah suatu tantangn, kompetisi, kerja keras, yang bisa menaikkan adrenalin.

Yah, semoga setelah wisuda besok, perasaan kehilangan itu tidak muncul, namun timbullah semangat dan kesabaran untuk merangkai masa depan.. SEMANGAT!!

Selasa, 15 November 2011

Road To February - Part 1 --> Done

Pola Sebaran Spasial Jenis Merbau Intsia spp. pada Hutan Primer dan Hutan bekas Tebangan di Areal IUPHHK HA PT Mamberamo Alasmandiri Provinsi Papua

That's my script title.. hohohoho. Entah kenapa pgn bikin jurnal perjalanan skripsi gw di Blog. Sebenarnya bulan Juli penelitian gw udah kelar, nahberhubung Agustus adalah bulan puasa dan mendekati lebaran, maka gw males2an tuh buat ngolah data. Hingga akhirnya setelah pulang kampung dan balik ke Bogor, walhasil pertengahan bulan September gw baru intens buat ngedraft.
Suka duka mahasiswa yg lagi ngedraft?? yah, sama aja lah mungkin ya dgn yg lainnya.. nunggu dosen, galau gara2 sms ke dosen gak di bales, jadi sering nongkrong gajebo ddpn ruangan dosen berharap hari itu hari keberuntungan, suka tiba-tiba galau tengah malam, nangis sampe triak2 sendiri di kamar, nyanyi2, menuh-menuhin timeline twitter n facebook ama status2 gajebo dsb.. Gw rasa smw mahasiswa tk akhir ngrasain hal yg sama. Apalagi kalau tiba2 denger temen seangkatan udh mw seminar, udah sidang, daftar wisuda, atau ketrima kerja dimana gitu.. wuiiiiiiiiiiiihhhhhhhhhh.. bisa langsung galau semaleman gara2 ngiri. hahahahaa

Nah, berhubung dosen pembimbing gw ada 2, jadi sering banget deh gw buang-buang kertas plus duit buat ngeprint. Misalnya aja nih, hari ini gw sms kedua dosen tsb buat ngasih draft, nah berhubung klu disms biasanya suka lsg ngajak ketemuan, so pasti gw mesti siap2 draft 2 rangkap hari itu juga. Udh ngeprint 2x, eh tiba2 dosen satunya gak bisa ketemu atau langsung direvisi sama dosen satunya lagi.. walhasil satu bendel draft terbuang percuma karena udh harus ada perbaikan.. jadi entahlah berapa kali gw ngedraft.. Sama dosen A mungkin kira-kira baru 2-3 kali, tapi sama dosen B bisa sampai 4-5 kali. Hingga akhirnya gw disuruh nyiapin buat seminar sama kedua dosen... rasanya penantian selama berabad2 terjawab sudah padahal baru 2 bulanan ngedraft. hahaaa


Ketemu hari kamis, Bapak dosen A langsung minta seminar selasa depan. Langsung panik gw.. alamat bakal kena omelan bapak2 TU deh gara2 mepet bgt daftar seminar. Langsung gw cari ruang kosong buat seminar. udh dpt tempat, jam  setengah 5 sore baru bisa dpt ttd Bapak dosen B.. tambah stres, gak bisa daftar seminar hari itu juga gara2 TU udh tutup. Akhirnya jumat pagi-pagi gw dateng ke TU buat daftar sminar. dan benar, gw dapat hadiah omelan.. hehehe. Dengan muka melas gw bilang aja, "saya kan juga gak mau mepet pak, dosen yang nyuruh hari selasa" heehhee.. rayuan gombal gw ampuh juga ternyata. Si bapak TU luluh juga dan gak sampe siang surat2 gw udh kelar n siap buat disebar.

Hingga akhirnya hari H pun datang. Selasa, 15 November 2011 gw seminar hasil penelitian. Yang dateng lumayan banyak lah, lebih dari 40 orang kayaknya (soalnya gw ngopi 40 x ringkasan seminar dan sold out!). Hingga akhirnya, seminar berjalan lancar. Dosen2 gw tampak lumayan puas sama jawaban2 gw pas seminar. Hohohoho.. Selesai seminar gw bertubi2 dapat berita baik dari dosen, yang disuruh bantuin proyek lah, disuruh cepet2 sidang awal Desember..dsb. Alhamdulillah..akhirnya ada secercah harapan buat masa depan gw. hohoho. sennneeeeeeeeeeeeeeeng bgt rasanya. Ternyata doa gw selama ini secara perlahan2 mulai diberi jawaban.

Sekarang siap2 buat ngedraft lagi..semangattttttt... February I am cominggggggggggggg!!!!!111





Senin, 24 Oktober 2011

My Childhood Memories with Father


The Pieces of My Childhood Memories with Father

Sedih dan semangat bercampur-campur bila berada dalam situasi seperti ini. Pukul 05.00 WIB, tiba-tiba terbangun dari mimpi buruk. Aku bermimpi ayahku menjadi tua, sudah mulai jompo, dan buta. Astaghfirullah.. Mungkin ini adalah alarm dari Yang Di Atas supaya aku bangun buat sholat subuh, hehehhee, but, let’s take a lesson from that. First, I’m gonna more work hard to finish my script and graduate from my bachelor degree as soon as possible. Di mimpi itu aku belum lulus, belum bekerja, dan have no money to pick my father to the hospital. T____T how pity I am… hiks hiks.. Yah, namanya juga mimpi, pasti ada unsur dramatis di dalamnya. Huft,, But, InsyaAllah my father is still strong and healthy until this day.Amin.
ayah dan adikku
Kemudian, setelah hening sejenak, aku jadi teringat masa-masa kecil dulu bersama ayah. Mungkin tak jauh berbeda dengan tokoh Ikal dalam tetralogi Laskar Pelangi, aku adalah seorang yang selalu mengagumi dan menganggap kedua orang tuaku adalah orang tua juara satu seluruh dunia, namun tak pernah menyatakannya secara langsung kepada mereka. Aku bukan berasal dari keluarga berada yang semua keinginannya di waktu kecil selalu terpenuhi, aku hanyalah seorang putri keluarga PNS yang hidup sederhana, dan selalu aku syukuri hingga saat ini. Orang tuaku cenderung kaku, sehingga sulit menyatakan rasa sayang kepada anaknya dengan vulgar. Cukup ditahan saja, namun aku tahu mereka sangat menyayangi kami. Lagi-lagi, tak jauh beda dengan konsep orang tua juara satu di Laskar Pelangi.
Waktu TK dan SD dulu, aku suka diantar jemput ayahku ke sekolah menggunakan sepeda yang bentuknya mirip, mungkin malah setipe dengan sepeda-sepeda yangs sering disewakan di Kota Tua. Sepeda itu tinggi, sehingga aku yang kecil ini suka digendong ayahku untuk bias naik ke boncengan sepeda itu. Oiya, ayahku adalah orang yang sangat teratur. Malam harinya beliau selalu memastikan semua barang-barangnya ke kantor telah siap serta mengecek apakah perlengkapanku untuksekolah besok sudah tertata rapi pula. Paginya beliau bangun pukul 04.00 pagi (hingga sekarang setelah pension pun ayah selalu bangun jam 4 pagi) setelah melakukan beberapa aktivitas rutin, beliau lalu membangunkan anak-anaknya pukul 05.00, mengecek sepedanya, sepeda Ibu, sepeda kakak apakah baik-baik saja, apakah anginnya cukupatau tidak, kemudian beliau duduk manis di sofa ruang tamu sambil minum teh manis buatan Ibu dan memandang anak-anaknya bersiap-siap berangkat sekolah. Kira-kira itu kebiasaan beliau hingga aku lulus SMA. Bahkan jika aku sedang liburan kuliah dan pulang ke kampong halaman, kebiasaan tersebut tidak berubah sama sekali.
Nah, sekarang kembali lagi ke “mengantar”aku ke sekolah. Setelah menaikkanku ke boncengan sepedanya, ayah lalu mengeluarkan saputangan warna merah dari saku celananya (yang aku yakini  sampai sekarang sapu tangan itu masih ada) kemudian digunakannya untuk mengikat kakiku di salah satu tiang sepedanya supaya kakiku tidak masuk ke roda sepeda. Pulang sekolah, aku dijemput ayah yang selalu standby di samping sekolah setengah jam sebelum aku pulang. Anak-anak lain biasanya merengek minta dibelikan kue-kue di toko sebelah sekolah jika dijemput orang tuanya, namun aku tidak seperti itu. Entah kenapa sejak kecil aku menyadari bahwa orangtuaku bukanlah orang kaya dan aku merasa bahwa “jajan” hanyalah kegiatan pemborosan yang tidak baik bagi ekonomi keluarga. Oleh karena itu aku tidak pernah protes ketika uang sakuku waktu SD hanya 100-200 rupiah per hari, SMP Rp.500,- dan SMA Rp 2.000,-. Hingga suatu hari aku ingin sekali “jajan” sesuatu setelah pulang sekolah. Kuberanikan diri berkata kepada ayahku “Ayah, bolehkah aku jajan di took Pak heri?” Ayahku tidak berkata banyak, kemudian mengantarku ke took itu. Jujur, aku ngiler sekali melihat jajanan ciki-cikian yang waktu itu sangat popular, tapi menurutku harganya mahal. Lalu kubilang lagi “Aku boleh minta nyamnyam gak yah? Cuma 200 ko?” Lagi-lagi ayahku tak banyak cingcong “Ambil aja”, katanya.
Dalam perjalanan pulang aku gembira sekali, kusimpan makanan itu sampai rumah. Lalu kumakan dalam hening dengan perasaan riang luar biasa. Kurasa itu adalah pertama kali dan terakhir kali aku minta dibelikan sesuatu makanan ringan waktu SD kepada ayahku.
Sejak kelas 3 SD, aku mulai ke sekolah sendiri karena aku sudah bisa naik sepeda. Kebiasaan ayahku setiap pagi masih sama, hanya saja sepeda yang harus dia cek setiap pagi bertambah satu. Sepeda yang kupakai adalah sepeda lama yang dicat baru oleh ayahku, berwarna merah, dan memiliki stang yang mirip motor Harley Davidson. Sebenarnya aku kurang suka dengan sepeda itu yang tentu saja aku tahu bahwa model sepeda seperti itu sangatlah kuno dan peluangku untuk menjadi bahan ejekan sangatlah besar. Namun aku terima saja sepeda itu, dan tersenyum senang ketika sepeda itu dicat mengkilap warna merah menyala. Ayahku juga menambahkan rantai yang biasanya untuk mengunci pagar rumah untuk mengunci sepedaku. Jadilah semua orang di sekolah tahu bahwa sepeda berwarna merah menyala, stang yang berdiri menengadah seperti motor Harley, dan berantai besar itu adalah sepedaku.
Pernah suatu pagi, sepedaku bocor bannya, sepagi itu belum ada bengkel yang buka. Hanya ada satu sepeda yang nganggur waktu itu, sepeda model jengki yang temat duduknya cukup tinggi sehingga jika kupakai tidak mungkin tinggi badanku ini bisa mencapai dudukan itu. Ayahku berkata “kamu ayah antar ke sekolah aja ya”. “Nggak usah pak, aku naik sepeda jengki aja” Kemudian dari jauh kulihat ayahku mengawasiku berangkat sekolah dengn sepeda itu. Oiya, sepeda itu mirip sepeda Lintang, lagi-lagi di film Laskar Pelangi, dimana caraku naik sepeda mirip sekali dengan Lintang, berdiri sambil mengayuh sepeda sepanjang jalan karena tempat duduknya terlalu tinggi.
Hal lain yang selalu ku ingat adalah bagaimana ayah melarang kami anak-anaknya untuk tidak melakukan permainan yang berbahaya layaknya anak-anak lain seperti berenang di sawah. Setiap pulang dari kantor, ayah selalu memastikan bahwa dia tahu dimana posisi anak-anaknya. Jika kami tidak ada dirumah, ayah akan berkeliling kampong untuk mencari kami. Beliau akan agak marah jika melihat kami bermain di sawah dan segera menyuruh kami pulang. Hingga saat ini aku baru sadar, bahwa itu adalah salah satu bentuk ketakutan ayah akan keselamatan kami.
Saat SD, ayahku selalu bercerita bahwa beliau dulu adalah juara kelas, murid teladan, dan terpandai di kelasnya. Aku percaya-percaya saja walaupun selama sekolah aku tidak pernah memintanya membantuku mengerjakan PR karena aku tidak yakin jawaban ayahku benar. Hingga saat SMP, aku bertemu dengan seorang guru yang ternyata adalah teman sekolah ayahku dulu. Guruku itu suka tertawa jika sedang menceritakan ayahku. Dari situ aku menduga, bahwa dulu sebenarnya ayahku bukanlah juara kelas, murid teladan atau sebagainya, menurutku beliau adalah seorang murid yang taat, lugu, patuh pada peraturan dan suka dimanfaatkan oleh teman-temannya yang nakal. Itu hanya hipotesisku saja sih. Bagaimanapun ayahku dulu, aku tetap bannga padanya. Ayahku setia kepada ibuku, tidak merokok, tidak minum, dan pekerja keras. Bagiku itu sudah lebih dari cukup.
Jika ingat masa-masa SD itu, sungguh sangat terharu aku dibuatnya. Betapa romantisnya suasana di pagi hari itu sebenarnya. Ayahku masih muda, mencintai keluarganya, dan bekerja tak kenal lelah demi masa depan anak-anaknya. Semoga harapanmu kepada anak-anakmu ini terwujud, dengan cara yang entah bagaimana kelak. Miss u dad..

Sabtu, 22 Oktober 2011

Letter and Poem for You Mom,

Letter and Poem for You Mom,

If you can see me now mom, your daughter who always be strong in every situation, now has down into the pieces, hopeless, but don't know why..
If you are here now mom, sit inside of me, you can see how your daughter grows up alone..
I need a friend like you mom.. just to be like you..


Tahukah kau bunda?

Aku tidak tahu sebelumnya bunda,
Bahwa hidup diluar sana begitu keras
Batuan-batuan keras menghadang disepanjang jalan
Dan aku selalu membayangkan betapa lembutnya hidup di atas perhatianmu.

Aku tidak tahu bunda,
Ternyata semua manusia itu tidak sama sepertimu
Yang selalu memberikan kepercayaan penuh padaku
Dan menilaiku dengan baik seperti apa yang kau lakukan

Aku tidak tahu bunda,
Apakah gadis kecilmu bisa bertahan di tengah gempuran debu ini
Debu yang semakin tebal dan membuat mata anakmu sakit
Tak kuasa membendung tangis di belakang pintu kamarnya

Tahukah kau bunda,
Anakmu ini ingin kembali ke masa kecil itu
Riang gembira berlarian di halaman rumah
Lalu menangis ketika tersandung batu
Dan merengek manja ketika meminta sesuatu

Tapi anakmu ini sadar bunda,
Tidak selamanya gadis kecilmu ini akan selalu kecil
Jiwanya akan selalu tumbuh menuju takdirnya
Ketika anakmu ini selalu merasa juara, lalu tiada lagi menjadi yang pertama,
Saat itulah kedewasaan itu muncul bunda,
Ketika tak mampu lagi berjuang
Tutur katamu selalu menjadi kobaran api untuk terus melangkah

Bunda, rasanya ingin kembali berlindung dalam pelukanmu
Tapi tahukan kau bunda, gadismu ini selalu mencoba lebih kuat dari yang sebenarnya
Untuk melihat senyum itu selalu berkembang di usia senjamu.

Selasa, 02 Agustus 2011

ALAM PERMAI YANG TERSEMBUNYI DI DALAM LIARNYA HUTAN PAPUA

Pada bulan April-Juni 2011 kemarin saya dan beberapa teman kuliah mendapatkan kesempatan main-main di hutan Papua. Sebenarnya bukan murni "main", namun bisa dikatakan Praktek sekaligus main-main mencari pengalaman. Pada salah satu kesempatan disana, kami melakukan survey di salah satu lokasi hutan virgin yang akan dijadikan wilayah KPPN (Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah). Maksud lokasi KPPN di sini adalah lokasi tersebut dilindungi, tidak akan dilakukan penebangan dan menjadi tempat pelestarian sumber daya genetik, baik flora maupun fauna.

Hal yang menarik adalah, di dalam lokasi tersebut ternyata terdapat air terjun kecil yang sangat indah serta lubuk yang jernih. Semuanya subhanallah, sangat indah dan murni ciptaan alam.

Air terjun yang saya temui berukuran kecil saja, namun sangat indah karena jika kita berdiri di atas batu dalam aliran air, kita dapat melihat pemandangan langit yang luar biasa. Tajuk yang terbuka di atas air terjun menimbulkan suasana alam yang indah ditambah dengan kicau burung liar dan beberapa burung yang sekedar numpang lewat.
Kemudian, jika mulai keluar dari dalam hutan dan menyusuri sungai di pinggiran hutan, akan ditemukan sebuah lubuk yang cukup dalam (hingga 3 meter jika musim hujan). Lubuk tersebut berwarna hijau kebiruan dan airnya pun bersih. Di atas lubuk terdapat akar-akar gantung yang menambah aroma hutan. Akan tetapi ketika hujan turun, lubuk menjadi agak keruh karena sungai membawa material-material tanah dari hulu. Di sepanjang lubuk pun terdapat pasir berwarna hitam. Pasir tersebut sangat halus, hampir mirip dengan pasir pantai sehingga dapat digunakan untuk membuat rumah pasir.
Begitu indahnya alam ciptaan Tuhan, hingga di dalam hutan yang keras dan liar pun terdapat suatu rona pemandangan yang indah dan menggoda..

1. Gambar-gambar air terjun mini

Air terjun mini kelerengan hingga 75%, dengan panjang lereng kurang lebih 15 meter

suasana di bawah air terjun.. banyak bebatuan yang menghadang air

pura-puranya meditasi..hehehee.. dasar si kribo
2. Gambar-gambar lubuk
penampakan lubuk dari depan.. airnya berwarna biru

tes kedalaman..hehehhee

tes kedalaman lagi..

keren kan lubuknya.. 

pasir di sekitar lubuk

MERBAU.. KAYU BESI PAPUA

Merbau merupakan nama dagang bagi jenis pohon Intsia spp. Jenis ini termasuk ke dalam famili Fabacea atau polong-polongan. Di Indonesia, konon merbau dapat ditemukan hampir disemua wilayah Indonesia bagian Timur, namun saat ini hanya di tanah Papua lah dapat ditemukan merbau dalam jumlah banyak dan masih dieksploitasi secara komersial.
Dari buku-buku yang saya baca, di Indonesia sendiri terdapat 3 jenis merbau, yaitu I. bijuga, I. palembanica, dan I. acuminate. Dan berdasarkan hasil pengamatan saya di salah satu hutan Papua, hanya ditemukan 2 jenis merbau, yaitu I. bijuga dan Palembanica.
Hingga saat ini, merbau merupakan produk primadona dari Timur. Harganya mencapai 2,5 juta/m3 untuk kayu bulat. Luar biasa... Para investor pasti berfikir dua kali untuk melakukan kegiatan logging di Papua jika tidak ada jenis merbau ini. Maklum biaya produksi untuk daerah Papua relatif besar dibandingkan dengan pulau lainnya. Mahal harga jualnya, mahal pula biaya DR/PSDH nya.. walaupun dalam UU merbau termasuk kelompok jenis meranti, namun pembayaran DR/PSDH nya dipisahkan dengan nominal yang lebih besar tentunya.
a. Morfologi
Daun
daun I. palembanica
Berdasarkan pengamatan saya, daun merbau merupakan daun majemuk ganda satu dan berbentuk elips (menurut saya sih cenderung oblong) dan asimetris (asimetrisnya sangat keterlaluan, mirip2 mahoni lah). Untuk daun I. bijuga daunnya cenderung lebih bulat dan kecil-kecil, sedangkan I. palembanica lebih lebar.

Batang
batang merbau
Batang merbau berbanir hingga 4-5 meter lebarnya. Diameter kayu merbau bisa mencapai 100 meter, namun jenis ini termasuk jenis yang lambat tumbuh. Kulitnya mengelupas dan berwarna kemerahan. Ciri khas dari kayu merbau adalah terasnya yang berwarna hitam dan sangat keras bagaikan besi sedangkan gubalnya berwarna putih kecoklatan. Warna hitam pada tersa ini disebabkan oleh getah yang keluar saat kayu dipotong. Merbau merupakan bahan kayu lapis yang sangat baik dan awet.

Bunga dan biji
biji merbau yang sedang tumbuh
Musim berbunga untuk kayu merbau sendiri berbeda-beda untuk tempat yang berbeda. Ketika saya pergi ke Papua bulan Juli kemarin beberapa sudah ada yang berbuah, namun di daerah lain malah belum berbuah. Hingga saat ini belum penulis ketahui mengapa waktu berbuahnya berbeda-beda. Biji merbau mirip dengan petai ukuran besar. Tersimpan dalam polong dan keras.

Tempat tumbuh
Bersadarkan pengamatan, merbau tumbuh baik di daerah yang dekat dengan sumber air, terutama sungai dan penyebarannya cenderung berkelompok. hal ini menunjukkan bahwa merbau cukup "pilih-pilih" tempat hidup. Jika disuatu daerah tidak ditemukan merbau, jangan harap disekitarnya dapat ditemukan merbau. Namun jika kita dapat menemukan satu saja merbau, biasanya di daerah tersebut akan mengelompok merbau-merbau lainnya. Anehnya, mudah bagi kita menemukan merbau yang telah dewasa (diameter 30 up), namun sangat sulit menemukan tingkat semai-pancangnya.
Kemarin saya pernah menemukan sebuah pohon merbau berdiameter 80-an di dalam hutandan pohon tersebut sedang berbuah, namun saya tidak menemukan satupun anakan merbau disekitar pohon itu. Anehnya, disepanjang jalan yang bebas naungan malah saya temui anakan merbau yang cukup banyak (memang di pinggir jalan tersebut terdapat induk merbau yang cukup besar).
 Hipotesis sementara saya, sepertinya merbau akan sulit tumbuh jika berada di bawah naungan (intoleran), sehingga membutuhkan cahaya penuh dalam masa pertumbuhannya. Akibatnya sulit ditemukan anakan merbau di dalam hutan karena hutan yang ada memiliki penutupan tajuk yang rapat. Kemungkinan besar dahulu mungkin merbau merupakan tumbuhan pioner pada hutan tersebut. Nah, jika demikian, bagaimana nasib merbau selanjutnya??aknkah nasibnya berakhir seperti ulin??

P.s: tulisan di atas hanyalah hipotesis sementara saya berdasarkan hasil jalan-jalan di salah satu hutan Papua, jika ada kesalahan mohon koreksinya. semoga bermanfaat. ^^V

Rabu, 23 Juni 2010

hehehe..contoh hasil karya gw....

peta tata guna fungsi kawasan hutan di kabupaten bogor. (hasil praktikum tgh niyy)