Dari buku-buku yang saya baca, di Indonesia sendiri terdapat 3 jenis merbau, yaitu I. bijuga, I. palembanica, dan I. acuminate. Dan berdasarkan hasil pengamatan saya di salah satu hutan Papua, hanya ditemukan 2 jenis merbau, yaitu I. bijuga dan Palembanica.
Hingga saat ini, merbau merupakan produk primadona dari Timur. Harganya mencapai 2,5 juta/m3 untuk kayu bulat. Luar biasa... Para investor pasti berfikir dua kali untuk melakukan kegiatan logging di Papua jika tidak ada jenis merbau ini. Maklum biaya produksi untuk daerah Papua relatif besar dibandingkan dengan pulau lainnya. Mahal harga jualnya, mahal pula biaya DR/PSDH nya.. walaupun dalam UU merbau termasuk kelompok jenis meranti, namun pembayaran DR/PSDH nya dipisahkan dengan nominal yang lebih besar tentunya.
a. Morfologi
Daun
daun I. palembanica |
Berdasarkan pengamatan saya, daun merbau merupakan daun majemuk ganda satu dan berbentuk elips (menurut saya sih cenderung oblong) dan asimetris (asimetrisnya sangat keterlaluan, mirip2 mahoni lah). Untuk daun I. bijuga daunnya cenderung lebih bulat dan kecil-kecil, sedangkan I. palembanica lebih lebar.
Batang
batang merbau |
Batang merbau berbanir hingga 4-5 meter lebarnya. Diameter kayu merbau bisa mencapai 100 meter, namun jenis ini termasuk jenis yang lambat tumbuh. Kulitnya mengelupas dan berwarna kemerahan. Ciri khas dari kayu merbau adalah terasnya yang berwarna hitam dan sangat keras bagaikan besi sedangkan gubalnya berwarna putih kecoklatan. Warna hitam pada tersa ini disebabkan oleh getah yang keluar saat kayu dipotong. Merbau merupakan bahan kayu lapis yang sangat baik dan awet.
Bunga dan biji
biji merbau yang sedang tumbuh |
Musim berbunga untuk kayu merbau sendiri berbeda-beda untuk tempat yang berbeda. Ketika saya pergi ke Papua bulan Juli kemarin beberapa sudah ada yang berbuah, namun di daerah lain malah belum berbuah. Hingga saat ini belum penulis ketahui mengapa waktu berbuahnya berbeda-beda. Biji merbau mirip dengan petai ukuran besar. Tersimpan dalam polong dan keras.
Tempat tumbuh
Tempat tumbuh
Bersadarkan pengamatan, merbau tumbuh baik di daerah yang dekat dengan sumber air, terutama sungai dan penyebarannya cenderung berkelompok. hal ini menunjukkan bahwa merbau cukup "pilih-pilih" tempat hidup. Jika disuatu daerah tidak ditemukan merbau, jangan harap disekitarnya dapat ditemukan merbau. Namun jika kita dapat menemukan satu saja merbau, biasanya di daerah tersebut akan mengelompok merbau-merbau lainnya. Anehnya, mudah bagi kita menemukan merbau yang telah dewasa (diameter 30 up), namun sangat sulit menemukan tingkat semai-pancangnya.
Kemarin saya pernah menemukan sebuah pohon merbau berdiameter 80-an di dalam hutandan pohon tersebut sedang berbuah, namun saya tidak menemukan satupun anakan merbau disekitar pohon itu. Anehnya, disepanjang jalan yang bebas naungan malah saya temui anakan merbau yang cukup banyak (memang di pinggir jalan tersebut terdapat induk merbau yang cukup besar).
Kemarin saya pernah menemukan sebuah pohon merbau berdiameter 80-an di dalam hutandan pohon tersebut sedang berbuah, namun saya tidak menemukan satupun anakan merbau disekitar pohon itu. Anehnya, disepanjang jalan yang bebas naungan malah saya temui anakan merbau yang cukup banyak (memang di pinggir jalan tersebut terdapat induk merbau yang cukup besar).
Hipotesis sementara saya, sepertinya merbau akan sulit tumbuh jika berada di bawah naungan (intoleran), sehingga membutuhkan cahaya penuh dalam masa pertumbuhannya. Akibatnya sulit ditemukan anakan merbau di dalam hutan karena hutan yang ada memiliki penutupan tajuk yang rapat. Kemungkinan besar dahulu mungkin merbau merupakan tumbuhan pioner pada hutan tersebut. Nah, jika demikian, bagaimana nasib merbau selanjutnya??aknkah nasibnya berakhir seperti ulin??
P.s: tulisan di atas hanyalah hipotesis sementara saya berdasarkan hasil jalan-jalan di salah satu hutan Papua, jika ada kesalahan mohon koreksinya. semoga bermanfaat. ^^V
P.s: tulisan di atas hanyalah hipotesis sementara saya berdasarkan hasil jalan-jalan di salah satu hutan Papua, jika ada kesalahan mohon koreksinya. semoga bermanfaat. ^^V
heu2
BalasHapuskalau kita tanam dari bibit 30 cm up usia panen nya brp tahun Bro
BalasHapuswah, maaf mas bro baru bls (luama gak buka blog) hehe. daribeberapa literatur yg ada, karena jenis ini termasuk yang slow growing kira2 sekitar 60-80 th baru bisa panen. maklum hingga saat ini pemanfaatannya dari hutan alam saja.
Hapustumbuhnya lama banget. bisa buat investasi buat anak cucu. hehehehe....
BalasHapusthanks infonya..
Serius diameter kayu bisa mencapai 100 meter???
BalasHapusAd kok yg diameter sampai 200cm
Hapussaya baru mau menanam kayu super ini
BalasHapusBiji buah Merbau per gilo berapa harganya
BalasHapus